Saung Saung
▼
Kumpulan Tweet Salim A. Fillah : #SubhanaLlah dan #MasyaaLlah
- Secara umum, menyebut asma Allah dan berdzikir kepadaNya ialah kebaikan tertuntunkan. Menyertakan Allah dalam tiap kejadian adalah niscaya
- Dan tiap penyebutan nama Allah yang bermakna khusus tentu memiliki tempat sesuai tuntunan. Semisal; Istirja' diucap saat kita bermusibah
- Nah; bagaimana dengan ucapan "SubhanaLlah" dan "MasyaaLlah"? Ada 2 yang mengikatnya; tuntunan Quran-Sunnah dan kebiasaan dalam Bahasa Arab
- Al Quran menuturkan; SubhanaLlah digunakan dalam mensucikan Allah dari hal yang tak pantas. "Maha Suci Allah dari mempunyai anak, dari..
- ..apa yang mereka sifatkan, mereka persekutukan, dll." Ayat-ayat berkomposisi ini sangatlah banyak. Juga, SubhanaLlah digunakan untuk..
- ..mengungkapkan keberlepasan diri dari hal menjijikkan semacam syirik (QS 34: 40-41), dihinakannya Allah tersebab kita (QS 12: 108) dll.
- Bukankah ada juga pe-Maha Suci-an Allah dalam hal menakjubkan? Uniknya, Al Quran menuturnya dengan kata ganti kedua (QS 3: 191), atau..
- ..kata ganti ketiga yang tak langsung menyebut asma Allah (QS 17: 1 dll). Sedangkan ia juga terpakai pada; me-Maha Suci-kan Allah dalam..
- ..menyaksikan bencana & mengakui kezhaliman diri (QS 68: 29), menolak fitnah keji yang menimpa saudara (QS 24: 16). Bagaimana Hadits-nya?
- "Kami apabila berjalan naik membaca takbir, dan apabila berjalan turun membaca tasbih." (HR Al Bukhari, dari Jabir). Jadi "SubhanaLlah"..
- ..dilekatkan dalam makna "turun", yang kemudian sesuai dengan kebiasaan orang dalam Bahasa Arab secara umum; yakni menggunakannya..
- ..untuk mengungkapkan keprihatinan atas suatu hal kurang baik di mana tak pantas Allah SWT dilekatkan padanya
- ..ada yang pernah memiliki pengalaman memuji seorang Gurunda lain nan asli Arab dengan "SubhanaLlah", kemudian mendapat jawaban tak dinyana
- "AstaghfiruLlahal 'Adhim; 'afwn Ustadz; kalau ada yang bathil dalam diri dan ucapan ana; tolong segera Ant luruskan!", kira-kira demikian
- Bagaimana simpulannya? Dzikir tasbih secara umum adalah utama, sebab ia dzikir semua makhluq dan tertempat di waktu utama pagi dan petang
- Adapun dalam ucapan sehari-hari, mari membiasakan ia sebagai pe-Maha Suci-an Allah atas hal yang memang tak pantas bagi keagunganNya
- Bagaimana dengan "MasyaaLlah"? QS 18: 39 memberi contoh; ia diucapkan atas kekaguman pada aneka kebaikan melimpah; kebun, anak, harta
- Sungguh ini semua terjadi atas kehendak Allah; kebun subur menghijau jelang panen; anak-anak yang ceria menggemaskan, harta yang banyak
- Lengkapnya; "MasyaaLlah la quwwata illa biLlah", kalimat ke-2 menegaskan lagi; tiada kemampuan mewujudkan selain atas pertolongan Allah
- Pun demikian dalam kebiasaan lisan berbahasa Arab; mereka mengucapkan "MasyaaLlah" pada keadaan juga sosok yang kebaikannya mengagumkan
- Demikianlah pengalaman menghadiri acara Masyaikh; dan membersamai beberapa yang sempat ke Jogokariyan; dari Saudi, Kuwait, Syam, dan Yaman
- Di antara mereka ada yang berkata, "MasyaaLlah" nyaris tanpa henti, kala di Air Terjun Tawangmangu, Bonbin Gembiraloka, dan Gunung Merapi
- Simpulannya; "MasyaaLlah" adalah ungkapan ketakjuban pada hal-hal yang indah; dan memang hal indah itu dicinta dan dikehendaki oleh Allah
- Demi ketepatan makna keagunganNya dan menghindari kesalahfahaman; mari biasakan mengucap "SubhanaLlah" dan "MasyaaLlah" seperti seharusnya
- Membiasakan bertutur sesuai makna pada bahasa asli insyaaLlah lebih tepat dan bermakna. Tercontoh; orang Indonesia bisa senyum gembira..
- ..padahal sedang dimaki. Misalnya dengan kalimat; "Allahu yahdik!". Arti harfiahnya; "Semoga Allah memberi hidayah padamu!" Bagus bukan?
- Tetapi untuk diketahui; makna kiasan dari "Allahu yahdik!" adalah "Dasar gebleg!" ;D Jadi, mari belajar tanpa henti dan tak usah memaki
- Demikian bincang-bincang tentang "SubhanaLlah" dan "MasyaaLlah"; semoga bermanfaat