- Ba'da wafatnya Sayyidina 'Ali ibn Abi Thalib; sang penakluk Persia Sa'd ibn Abi Waqqash didatangi keponakannya dan para putra sahabat.
- "Paman; kau satu-satunya yang masih hidup dari 10 sahabat yang dijamin surga dan satu-satunya yang masih ada dari 6 ahli syura tunjukan 'Umar."
- "Demi Allah Paman; di belakangku ada 100.000 pedang digenggam lengan-lengan kokoh; mereka yakin kau yang paling berhak jadi Khalifah!"
- "Nak"; jawab Sa'd ibn Abi Waqqash sendu, "Yang kumau bukan 100.000 pedang; tapi cukuplah satu. Satu yang jika kuayunkan pada seorang..
- ..mukmin tebasannya kan luruh dan membuatku bersimpuh. Tapi jika pedang itu kuayunkan pada musuh Allah maka ia menebas tak kenal ampun."
- Sa'd; paman pihak Ibu kebanggaan RasuluLlah, pemanah, yang Nabi jadikan Ayah-Bunda beliau tebusan baginya; tahu dia ada di zaman sulit.
- Kaum muslimin memang takkan melupakan keawalan Islamnya, pengorbanannya, kepahlawanannya, dan 2 keutamaannya (ahli surga dan ahli syuraa)
- Tapi urusan 'Ali yang tak selesai dengan Mu'awiyah; mewariskan kemusykilan yang Sa'd merasa tak mampu menjadi penghadir persatuan.
- Mungkin ia ingat ucapan 'Umar; "Kau hai Sa'd, dikaruniai kemampuan menaklukkan kemaharajaan; tapi memimpin sebuah desa kacau jadinya."
- 'Umar tahu, Sa'd pembelajar. Maka wasiatnya; "Jika Sa'd terpilih; maka baik. Aku dulu memecatnya bukan karena ia lemah atau salah."
- Dan penyebutan nama oleh 'Umar itu menjadikan ia selalu dirindu memimpin kaum muslimin. Tapi ia memilih pergi; berjihad dan berdakwah.
- Maka sampai kini namanya harum dan sungguh kebanggaan bagi sebuah negeri untuk mengaku adanya makam Sa'd; dari Guangzhou hingga Maroko.
- Kemampuan dahsyat dipadu keengganan bertampil-diri membuat para sahabat menggelari Sa'd sebagai "Singa yang Menyembunyikan Kukunya."
- Selain bidikan panahnya yang istimewa (Di Perang Uhud, pernah 3 musuh sekali tembak); kekuatan beliau yang ditakuti adalah doa beliau.
- Awal mulanya adalah suatu malam saat Nabi bersabda; "Semoga ada lelaki shalih yang selalu menjaga kami malam ini"; dan Sa'd-lah orangnya.
- Kisah ini cukup panjang. Tapi yang ingin kita ambil 'ibrah; Sa'd adalah pekerja yang tak hanya 'Itqan sesuai job-description; tapi juga Ihsan.
- Tak hanya berjaga; Sa'd yang tahu bahwa di tengah malamnya Nabi akan qiyamullail juga menyiapkan air untuk wudhu' beliau dalam bejana.
- Maka begitu Nabi keluar dari kemahnya; Sa'd menyambut dengan menghulurkan air wudhu'nya. Dengan senyum penuh ridha, Nabipun bertanya.
- "Apa yang kauminta hai Sa'd; aku akan mendoakannya pada Allah untukmu?" Jika kita yang ditanya Nabi; apa jawabnya? Kebanyakan: Surga
- Tapi Sa'd dikaruniai Allah kejernihan akal. Jawaban beliau sangat cemerlang. "Doakan aku Ya RasulaLlah; agar semua doaku mustajab!"
- Maka tak hanya sekali itu Sang Nabi mendoakannya; "Ya Allah, tepatkan bidikan-bidikannya dan kabulkan doa-doanya!" Jadilah karamahnya.
- Kemustajaban doa Sa'd banyak diriwayatkan; Ibn Katsir dalam Al Bidayah misalnya, mengisahkan doa beliau tuk para pembunuh 'Ustman.
- Tapi salah satu yang paling menarik dari banyak kisah doa Sa'd ialah ketika beliau menjabat Gubernur Kufah dan Khalifah 'Umar inspeksi.
- Di Masjid Kufah, 'Umar berkata pada khalayak; "Siapa yang punya keluhan atas guberrnur kalian ini; silakan bicara dan tak usah takut!"
- Hening cukup lama. 'Umar mengulang kata-katanya; hingga 3 kali. Baru kemudian berdirilah seorang lelaki; mendekat dan memandang dengki.
- "Jika kau benar-benar ingin tahu ya Amiral Mukminin", ujarnya, "Sa'd ini shalatnya jelek, tak memutuskan dengan benar, tak membagi..
- ..dengan adil, dan tak mau berjalan bersama pasukan!" 'Umar memandang Sa'd; seakan berisyarat apakah dia hendak menyampaikan sanggahan.
- Sa'd ternyata hanya berdoa; "Ya Allah jika memang dia jujur dalam kata dan tulus dalam niat untuk meluruskan dan menasehatiku; panjangkan..
- ..umurnya, lapangkan rizqinya, dan muliakan namanya. Tapi jika ia berdusta lagi mencari muka; panjangkan umurnya, sempitkan nikmatnya..
- ..dan masyhurkan kehinaannya." Pucatlah wajah orang nan mengadukan Sa'd itu. Kelak rawi mengisahkan bahwa hampir 100 tahun kemudian..
- ..sang rawi melewati kota Kufah dan berjumpa seorang lelaki yang amat tua; alisnya putih panjang menyatu dengan jenggotnya. Pria ini..
- ..bertubuh uzur dan pekerjaannya meminta-minta; tapi tiap kali gadis-gadis muda lewat, dia selalu sempat menggodai dan mencandai mereka.
- "Takutlah pada Allah hai Pak Tua!", seru si rawi, "Tak malukah kau pada usiamu dan ajal yang dekat?" Maka lelaki itu menangis menjawab.
- "Apa dayaku"; ujarnya pilu; "Sedang aku adalah orang yang terkena bala' doanya Sa'd ibn Abi Waqqash!" SubhanaLlah; moga kita dijaga.
- Sa'd adalah sahabat RasuluLlah; Allah telah meridhai mereka; maka hendaklah tiap kita menjaga lisan dari para kekasihNya yang mulia.
Saung Saung
▼