Saung Saung

Kumpulan Tweet tentang : 'Perumpamaan Kebaikan dan Keburukan' ~ #SalimAFillah

  1. "Tidakkah kau perhatikan, bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti misal pohon yang baik.. #t
  2. "..Akarnya teguh dan cecabangnya menggapai langit. Pohon itu memberikan buah pada tiap musim dengan izin Rabbnya.." {QS14:24-25} #t
  3. "Dan umpama kalimat buruk seperti pohon yang buruk, yang telah tercerabut dari permukaan bumi, tiada bertetap sedikitpun.." {QS14:26} #t
  4. Betapa indah pohon thayyibah; ia bersih, penampilannya menarik, kekuatannya dahsyat, kerindangannya sejuk, harum bunganya disukai. #t
  5. Bersebab akar yang kukuh menopang lagi menjaminkan air dan makanan, tegak pokoknya menjulangi langit, jadi penjuru nan tampak dari jauh. #t
  6. Ia bahkan memberi buah, bukan cuma "tsamarat", tapi "ukul". Jika buah dilempar kena muka orang, ia masih disebut "tu'ti tsamarataha". #t
  7. Tapi "tu'ti ukul" bermakna, pilihkan buah terlembut, terharum, termanis; kupas hati-hati, iris kecil-kecil, tempatkan di wadah indah.. #t
  8. Kemudian sajikan dengan terhias, tusuk dengan garpu, dan suapkan pada mereka yang lapar disertai senyum termanis yang disaksikan jagat. #t
  9. Demikian seyogyanya iman; 'aqidah kukuh menggerakkan 'ibadah yang menggapai langit, menjemput dariNya akhlaq yang manis merasuk diri. #t
  10. Hingga jadi saranaNya menebar maslahat bagi sesama; bukan hanya memberi; tapi akhlaq jelita dalam berbagi mengilhamkan semesta bakti. #t
  11. "Buah di tiap musim"; akhlaq kokoh tak terpengaruh keadaan; kaya atau miskin, lapang atau sempit, nikmat atau musibah; tetap manis. #t
  12. Lalu kalimat buruk? Memang jarang ada keburukan yang murni; maka Allah membuat umpama yang baik maupun buruk sama-sama sebagai pohon. #t
  13. Hanya saja; pohon yang satu kokoh berakar, menjulang mekar, dan buahnya bertebar. Pohon yang lain pokoknya tercerabut, menanti dibakar. #t
  14. Kebaikan yang mengakar itu takkan mati; meski keburukan menerpanya, atau tergilas di jalanan; dalam runduk, akarnya tetap menggemuk. #t
  15. Pun; keburukan itu tidaklah hidup kecuali sekedar menghabiskan serpih sisa kebaikan yang melekatinya, lalu kejahatannya menyempurna. #t
  16. Saat itulah Allah mencerabutnya dari hati semesta, tiada lagi pendukungnya, lalu ia binasa; berpindah alam jadi bahan bakar neraka. #t
  17. Adapun pohon yang baik telah menggapai langit. Semua hamba menuju Rabb setelah matinya; sedang ia mewajah Allah sejak dalam hidupnya. #t