1. ~QS. Al-Israa' [17]:1~ -- الْمَسْجِدِ الْأَقْصَا ~ l-masjidi l-aqṣā ~ Al-Masjid Al-Aqsa --
سُبْحٰنَ الَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَا الَّذِى بٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
..subhaana alladzii asraa bi'abdihi laylan mina almasjidi alharaami ilaa
almasjidi al-aqshaa alladzii baaraknaa hawlahu linuriyahu
min aayaatinaa innahu huwa alssamii'u albashiiru..
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Tafsir Quraish Shihab:
Mahasuci Allah dari hal-hal yang tidak pantas untuk disandangkan kepada diri-Nya. Dialah yang memperjalankan hamba-Nya, Muhammad, pada sebagian waktu malam dari Masjid al-Haram, di Mekah, menuju Masjid al-Aqshâ, di Bayt al-Maqdis, yang telah Kami berkahi sekelilingnya berupa makanan untuk masyarakat sekitarnya. Semua itu agar Kami memperlihatkan tanda-tanda kekuasaan Kami yang dapat menjadi bukti yang menunjuki keesaan dan kebesaran kekuasaan Kami. Sesungguhnya hanya Allahlah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
2. ~QS. An-Najm [53]:14~ -- سِدْرَةِ -- sid'rati -- (the) Lote Tree --
-- الْمُنْتَهَىٰ -- l-muntahā -- (of) the utmost boundary --
عِندَ سِدْرَةِ الْمُنتَهَىٰ
..‘inda sidrati almuntahaa..
(yaitu) di Sidratil Muntaha.
3. ~QS. An-Najm [53]:15~
عِندَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَىٰ
..‘indahaa jannatu alma'waa..
Di dekatnya ada surga tempat tinggal,
4. ~QS. An-Najm [53]:16~ -- السِّدْرَةَ -- l-sid'rata -- the Lote Tree --
إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشَىٰ
..idz yaghsyaa alssidrata maa yaghsyaa..
(Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya.
5. ~QS. An-Najm [53]:17~
مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغَىٰ
..maa zaagha albasharu wamaa thaghaa..
Penglihatannya (muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya.
Tafsir Quraish Shihab QS. An-Najm [53]:14-17:
Muhammad telah melihat Jibril dalam bentuknya yang asli sekali lagi di suatu tempat yang tidak diketahui oleh selain Allah, yaitu sidratulmuntaha (sidrat al-muntahâ). Jibril mengabarkan Muhammad bahwa Allah mempunyai surga tempat tinggal yang penuh dengan karunia yang tak tergambarkan. Pandangan Muhammad tidak berpaling dari apa yang dilihat itu dan tidak melampaui batas perintah untuk melihat.
Tafsir Jalalayn QS. An-Najm [53]:14-17:
(Yaitu di Sidratul Muntaha) sewaktu nabi dibawanya Isra ke langit. Sidratul Muntaha adalah nama sebuah pohon Nabaq yang terletak di sebelah kanan Arsy; tiada seorang malaikat pun dan tidak pula yang lainnya dapat melewati tempat itu.
(Di dekatnya ada surga tempat tinggal) tempat tinggal para malaikat dan arwah-arwah para syuhada dan orang-orang yang bertakwa.
(Ketika) sewaktu (Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya) yaitu oleh burung-burung dan lain-lainnya. Lafal Idz menjadi Ma'mul dari lafal Ra-aahu.
(Penglihatannya tidak berpaling) penglihatan Nabi saw. tidak berpaling (dan tidak melampauinya) maksudnya, tidak berpaling dari apa yang dilihatnya dan tidak pula melampaui apa yang dilihatnya pada malam ketika ia diisrakkan.