..hattaa idzaa ataw 'alaa waadi alnnamli qaalat namlatun yaa ayyuhaa alnnamlu udkhuluu masaakinakum laa yahthimannakum sulaymaanu wajunuuduhu wahum laa yasy'uruuna..
Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut:
"Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari";
"Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari";
Tafsir Jalalain:
(Sehingga apabila mereka sampai di lembah semut) yaitu di kota Thaif atau di negeri Syam; yang dimaksud adalah semut-semut kecil dan semut-semut besar (berkatalah seekor semut), yaitu raja semut, sewaktu melihat bala tentara Nabi Sulaiman,
("Hai semut-semut! Masuklah ke dalam sarang-sarang kalian, agar kalian tidak diinjak) yakni tidak terinjak-injak (oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari")
Semut dianggap sebagai makhluk yang dapat berbicara, mereka melakukan pembicaraan sesama mereka.
Tafsir Quraish Shihab:
Hingga, katika Sulaymân dan balatentaranya tiba di lembah semut, salah seekor semut itu berkata,
"Wahai semut-semut sekalian, masuklah ke tempat persembunyian kalian, agar tidak binasa oleh Sulaymân dan balatentaranya karena mereka tidak merasakan keberadaan kalian!"(1).
Penjelasan:
(1) Dari ayat ini dapat dipahami bahwa semut adalah jenis hewan yang hidup bermasyarakat dan berkelompok. Di antara hal-hal unik yang merupakan keistimewaan hewan jenis ini, antara lain, adalah ketajaman indera dan sikapnya yang sangat berhati-hati. Pada masyarakat semut dikenal etos kerja dan disiplin hidup berkelompok yang tinggi. Semut juga mempunyai tingkat kecerdasan dan kekuatan ingatan yang cukup tinggi, gemar bekerja keras dengan tingkat kesabaran yang tinggi pula, di samping merupakan hewan yang sangat cerdik dalam bekerja. Hal ini terbukti bahwa masyarakat semut merupakan satu-satunya jenis binatang yang berpikir untuk menguburkan anggotanya yang mati, persis seperti manusia. Kelompok-kelompok semut sangat mementingkan untuk dapat saling bertemu di satu tempat dan dari waktu ke waktu. Untuk keperluan itu, mereka menentukan hari-hari tertentu yang sengaja dikhususkan untuk mengadakan pasar bersama, sebagai kesempatan untuk saling mengenal dan tukar menukar bahan makanan. Kelompok-kelompok semut itu, pada saat bertemu, saling bertukar omongan dengan penuh perhatian dan saling bertanya tentang keadaan masing-masing. Di antara fenomena sosial lainnya dari kehidupan masyarakat semut, adalah bahwa mereka seringkali mengadakan semacam "proyek gabungan" untuk membangun, seperti membangun jalan yang panjang, misalnya, dengan penuh keuletan yang mengundang rasa kagum. "Proyek" semacam itu tidak hanya mereka lakukan pada siang hari, tetapi juga dilanjutkan pada malam-malam bulan purnama. Sedangkan pada malam-malam lainnya yang tak bercahaya rembulan, masyarakat semut tetap berada di sarangnya. Dalam hal mengumpulkan, mengangkut dan menyimpan bahan makanan, semut memiliki cara yang amat unik. Jika seekor semut tidak kuat untuk mengangkat bawaannya dengan mulut seperti kebiasannya karena terlalu berat, dia akan menggerakkan barang bawaan itu dengan kaki belakang dan mengangkatnya dengan lengan. Di antara kebiasaan lainnya yang unik bagi semut, apabila hendak menyimpan makanan berupa biji-bijian, dia akan memecahkan atau melobangi biji agar tidak dapat melembaga. Semut-semut akan memecahkan terlebih dahulu biji yang berukuran besar, agar gampang diangangkut dan dimasukkan dalam gudang penyimpanan. Dan jika stok makanan mereka basah oleh hujan, semut-semut itu membawanya keluar agar mengering.
~QS. An-Naml [27]:19~
..fatabassama dahikan min qawlihaa waqaala :
..rabbi awzi'nii an asykura ni'mataka
allatii an'amta 'alayya wa'alaa waalidayya wa-an
a'mala shaalihan tardaahu wa-adkhilnii birahmatika fii 'ibaadika alshshaalihiina..
Maka dia (Sulaiman) tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdo'a:
"Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh".
Tafsir Jalalain:
(Maka tersenyum) Nabi Sulaiman pada permulaannya (tertawa) pada akhirnya (karena mendengar perkataan semut itu) dia telah mendengarnya walaupun jaraknya masih jauh yakni tiga mil, kemudian suara itu dibawa oleh angin. Nabi Sulaiman menahan bala tentaranya sewaktu mereka hampir sampai ke lembah semut, sambil menunggu supaya semut-semut itu memasuki sarang-sarangnya terlebih dahulu. Bala tentara Nabi Sulaiman dalam perjalanan ini ada yang menaiki kendaraan dan ada pula yang berjalan kaki (dan dia berdoa, "Ya Rabbku! Berilah aku ilham (untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan) nikmat-nikmat itu (kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang Saleh." --yakni para Nabi dan para Wali--).
Tafsir Quraish Shihab:
Sulaymân tersenyum lepas mendengar perkataan semut yang sangat memperhatikan kemaslahatan dirinya. Sulaymân yang menyadari karunia Allah pada dirinya berkata, "Ya Tuhanku, berikan aku ilham agar dapat mensyukuri nikmat yang Engkau berikan kepadaku dan kepada orangtuaku. Restuilah diriku untuk mengerjakan kebaikan-kebaikan yang Engkau ridai. Masukkanlah aku dengan kasih sayang-Mu yang amat luas ke dalam golongan manusia yang perbuatannya Engkau ridai."
(Maka tersenyum) Nabi Sulaiman pada permulaannya (tertawa) pada akhirnya (karena mendengar perkataan semut itu) dia telah mendengarnya walaupun jaraknya masih jauh yakni tiga mil, kemudian suara itu dibawa oleh angin. Nabi Sulaiman menahan bala tentaranya sewaktu mereka hampir sampai ke lembah semut, sambil menunggu supaya semut-semut itu memasuki sarang-sarangnya terlebih dahulu. Bala tentara Nabi Sulaiman dalam perjalanan ini ada yang menaiki kendaraan dan ada pula yang berjalan kaki (dan dia berdoa, "Ya Rabbku! Berilah aku ilham (untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan) nikmat-nikmat itu (kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang Saleh." --yakni para Nabi dan para Wali--).
Tafsir Quraish Shihab:
Sulaymân tersenyum lepas mendengar perkataan semut yang sangat memperhatikan kemaslahatan dirinya. Sulaymân yang menyadari karunia Allah pada dirinya berkata, "Ya Tuhanku, berikan aku ilham agar dapat mensyukuri nikmat yang Engkau berikan kepadaku dan kepada orangtuaku. Restuilah diriku untuk mengerjakan kebaikan-kebaikan yang Engkau ridai. Masukkanlah aku dengan kasih sayang-Mu yang amat luas ke dalam golongan manusia yang perbuatannya Engkau ridai."