Saung Saung

~Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh~
~Bismillahirahmanirahiim~

#ḥurr [ حُرّ ] di dalam Al-Qur'an ~ #OetjiK

~akar kata yang terdiri dari tiga huruf: ḥā rā rā [ ح ر ر ] terjadi dua kali di dalam 
Al-Qur'an sebagai kata benda, dalam bentuk: ḥurr [ حُرّ ]~


1. ~QS. Al-Baqarah  [2]:178:9~ -- الْحُرُّ -- l-ḥuru -- the freeman --


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِصَاصُ فِي الْقَتْلَى ۖ الْحُرُّ بِالْحُرِّ وَالْعَبْدُ بِالْعَبْدِ وَالْأُنثَىٰ بِالْأُنثَىٰ ۚ فَمَنْ عُفِيَ لَهُ مِنْ أَخِيهِ شَيْءٌ فَاتِّبَاعٌ بِالْمَعْرُوفِ وَأَدَاءٌ إِلَيْهِ بِإِحْسَانٍ ۗ ذَ‌ٰلِكَ تَخْفِيفٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَرَحْمَةٌ ۗ فَمَنِ اعْتَدَىٰ بَعْدَ ذَ‌ٰلِكَ فَلَهُ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (diyat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih.


2. ~QS. Al-Baqarah  [2]:178:10~ -- بِالْحُرِّ -- bil-ḥuri -- for the freeman --

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِصَاصُ فِي الْقَتْلَى ۖ الْحُرُّ بِالْحُرِّ وَالْعَبْدُ بِالْعَبْدِ وَالْأُنثَىٰ بِالْأُنثَىٰ ۚ فَمَنْ عُفِيَ لَهُ مِنْ أَخِيهِ شَيْءٌ فَاتِّبَاعٌ بِالْمَعْرُوفِ وَأَدَاءٌ إِلَيْهِ بِإِحْسَانٍ ۗ ذَ‌ٰلِكَ تَخْفِيفٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَرَحْمَةٌ ۗ فَمَنِ اعْتَدَىٰ بَعْدَ ذَ‌ٰلِكَ فَلَهُ عَذَابٌ أَلِيمٌ


Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (diyat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih.


Tafsir Quraish Shihab:
Di antara syariat yang Kami wajibkan atas orang-orang beriman adalah hukum yang mengatur soal pembunuhan dengan sengaja. 
Telah Kami wajibkan pelaksanaan kisas atas kalian sebagai hukuman bagi pelaku pembunuhan. Janganlah kalian mencontoh tirani kaum jahiliah. (1) Mereka menghukum orang merdeka bukan pelaku pembunuhan sebagai balasan atas terbunuhnya seorang budak. Laki-laki sebagai ganti wanita. Petinggi kaum sebagai ganti rakyat jelata tanpa memberi hukuman pada pelaku pembunuhan itu sendiri. Maka dengan hukum kisas ini Kami mewajibkan bahwa orang merdeka harus dikisas karena membunuh orang merdeka lain, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Jadi, landasan hukum kisas ini adalah semata-mata untuk menghentikan kejahatan si pembunuh dengan memberikannya hukuman yang setimpal. Tapi apabila pihak keluarga korban berhati lapang dan memilih sesuatu yang lebih baik dari itu dengan tidak menuntut balas, dan memberi maaf pada terdakwa, maka mereka berhak mendapatkan diyat. Jika itu yang dikehendaki oleh pihak keluarga korban, maka hendaknya ia menerima pilihan mereka sendiri secara sukarela tanpa menekan apalagi menggunakan kekerasan terhadap pelaku. Si pelaku semestinya menyerahkan diyat itu secepatnya dan tidak menundanya. Dan sesungguhnya di dalam hukum kisas yang Kami wajibkan itu terdapat keringanan bagi orang-orang Mukmin, jika dibandingkan dengan hukum Tawrât, yang tidak memberikan pilihan bagi pelaku pembunuhan kecuali dihukum bunuh. Sebagaimana terdapat pula rahmat bagi mereka sehingga tidak hanya mengharap maaf dari keluarga korban. Barangsiapa yang melanggar ketentuan hukum ini maka baginya azab yang pedih di dunia dan akhirat. {(1) Orang-orang Arab pada masa jahiliah membedakan antara petinggi kaum dengan orang biasa. Misalnya ketika salah seorang kepala suku terbunuh, pembalasan atas pembunuhan itu tidak hanya terbatas pada si pembunuh. Bagi mereka terdapat perbedaan antara darah orang biasa dengan darah petinggi, antara jiwa orang biasa dengan jiwa petinggi. Ketika Islam datang, kebiasaan itu ditinggalkan dengan memberlakukan hukum kisas, yaitu suatu ketentuan hukum yang menetapkan bahwa pembalasan terhadap tindak pembunuhan hanya diberlakukan terhadap si pembunuh. Jika seorang yang merdeka terbunuh, siapa pun orangnya, tebusannya adalah orang merdeka pula, hamba dengan hamba, wanita dengan wanita dan seterusnya. Dapat dipahami secara eksplisit bahwa seorang budak tidak akan dikisas karena melakukan pembunuhan terhadap orang merdeka dan sebaliknya seorang merdeka tidak dikisas karena membunuh budak. Akan tetapi, pada ayat lain kita menemukan bahwa hukum kisas itu berlaku secara umum tanpa memandang status dan jenis kelamin. Ini merupakan suatu hukum yang telah diundangkan dalam kitab Tawrât, Injîl dan al-Qur'ân. Allah berfrman, "Dan telah Kami tentukan terhadap mereka di dalamnya (Tawrât) bahwa jiwa dibalas dengan jiwa" (lihat surat al-Mâ'idah). Dan Rasululullah bersabda, "Orang-orang Muslim itu saling melindungi hak hidup masing-masing," dan, "Nyawa dibalas dengan nyawa." Tampaknya, bahwa dalam hukum kisas ini Islam memiliki sudut pandang yang berbeda dengan pandangan para ahli hukum, dengan menjadikan kisas itu sebagai hak bagi keluarga si terbunuh, sebagai peredam kemarahan di satu sisi dan sebagai upaya prefentif untuk menjaga hak hidup orang yang tak berdosa di sisi lain. Oleh karena itu dalam hal ini pihak keluarga korban memiliki hak memaafkan pelaku di samping hak menuntut balas (kisas) itu sendiri, sementara pihak penguasa (waliy al-amr) memiliki kekuasaan untuk memberi hukuman mati sebagai ta'zîr jika dalam hal itu terdapat maslahat. Dalam penetapan hukum kisas ini, Islam tidak memandang dari sudut motif, karena si pelaku dianggap zalim apa pun motif yang melatarbelakangi kejahatannya. Bahkan, melihat kejahatan dari sisi motifnya akan melahirkan rasa kasihan pada si pelaku dan mengabaikan maslahat korban yang semua itu sering kali mendorong tindak balas dendam yang tidak ada habisnya. Belakangan ini teori hukum Islam dalam persoalan kisas banyak mendapat tanggapan dan kajian serius di berbagai perguruan tinggi di Eropa. }





 photo http___signatures.mylivesignature.com_54493_357_E8D18B00A8D4D89874CD5E1BBA4CA76B_zpsm6yjrqjk.png

#maskūb [ مَّسْكُوب ] di dalam Al-Qur'an ~ #OetjiK

~akar kata yang terdiri dari tiga huruf: sīn kāf bā [ س ك ب ] terjadi sekali di dalam 
Al-Qur'an sebagai kata passive participle, dalam bentuk: maskūb [ مَّسْكُوب ]~


1. ~QS. Al-Waqi'ah  [56]:31:2~ -- مَسْكُوبٍ -- maskūbin -- poured forth --


وَمَاءٍ مَّسْكُوبٍ

dan air yang tercurah,


Tafsir Quraish Shihab:
Mereka berada di antara pohon bidara yang tidak berduri dan pohon pisang yang bersusun-susun buahnya, naungan yang terbentang luas, air yang dituangkan ke bejana sesuka mereka, buah-buahan yang banyak macam dan jenisnya yang tidak terputus-putus setiap masa dan tidak terlarang bagi yang menghendakinya dan kasur yang tebal dan empuk.


Tafsir Jalalayn:
(Dan air yang tercurah) maksudnya air yang mengalir terus selama-lamanya.





 photo http___signatures.mylivesignature.com_54493_357_E8D18B00A8D4D89874CD5E1BBA4CA76B_zpsm6yjrqjk.png

Ayat-Ayat Al-Qur'an tentang : Waktu #Dhuha [ #ḍuḥan [ ضُحًى ]] ~ #OetjiK

~akar kata yang terdiri dari tiga huruf: ḍād ḥā wāw [ ض ح و ] terjadi empat kali di dalam Al-Qur'an sebagai kata nominal (benda), dalam bentuk: ḍuḥan [ ضُحًى ]~


1. ~QS. An-Nazi'at  [79]:29:4~ -- ضُحَاهَا -- ḍuḥāhā -- its brightness --


وَأَغْطَشَ لَيْلَهَا وَأَخْرَجَ ضُحَاهَا


dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang.



2. ~QS. An-Nazi'at  [79]:46:9~ -- ضُحَاهَا -- ḍuḥāhā -- a morning thereof --

كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوا إِلَّا عَشِيَّةً أَوْ ضُحَاهَا 

Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari.


3. ~QS. Asy-Syams  [91]:1:2~ -- وَضُحَاهَا -- waḍuḥāhā -- and its brightness --

وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا

Demi matahari dan cahayanya di pagi hari,


4. ~QS. Ad-Dhuha  [93]:1:1~ -- وَالضُّحَىٰ -- wal-ḍuḥā -- By the morning brightness --


وَالضُّحَىٰ

Demi waktu matahari sepenggalahan naik,





~akar kata yang terdiri dari tiga huruf: ḍād ḥā wāw [ ض ح و ] terjadi dua kali di dalam Al-Qur'an sebagai kata nominal (waktu), dalam bentuk: ḍuḥan [ ضُحًى ]~


1. ~QS. Al-A'raf  [7]:98:7~ -- ضُحًى -- ḍuḥan --  (in) daylight --


أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَىٰ أَن يَأْتِيَهُم بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ

Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain?



2. ~QS. Thaha  [20]:59:8~ -- ضُحًى -- ḍuḥan -- (at) forenoon --

قَالَ مَوْعِدُكُمْ يَوْمُ الزِّينَةِ وَأَن يُحْشَرَ النَّاسُ ضُحًى

Berkata Musa: "Waktu untuk pertemuan (kami dengan) kamu itu ialah di hari raya dan hendaklah dikumpulkan manusia pada waktu matahari sepenggalahan naik".





 photo http___signatures.mylivesignature.com_54493_357_E8D18B00A8D4D89874CD5E1BBA4CA76B_zpsm6yjrqjk.png

#salaka [ سَلَكَ ] di dalam Al-Qur'an ~ #OetjiK

~akar kata yang terdiri dari tiga huruf: sīn lām kāf [ س ل ك ] terjadi dua belas kali 
di dalam Al-Qur'an sebagai kata kerja, dalam bentuk: salaka [ سَلَكَ ]~


1. ~QS. Al-Hijr  [15]:12:2~ -- نَسْلُكُهُ -- naslukuhu -- We let it enter --


كَذَ‌ٰلِكَ نَسْلُكُهُ فِي قُلُوبِ الْمُجْرِمِينَ


Demikianlah, Kami memasukkan (rasa ingkar dan memperolok-olokkan itu) ke dalam hati orang-orang yang berdosa (orang-orang kafir),


2. ~QS. An-Nahl  [16]:69:6~ -- فَاسْلُكِي -- fa-us'lukī -- and follow --


ثُمَّ كُلِي مِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًا ۚيَخْرُجُ مِن بُطُونِهَا شَرَابٌ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِّلنَّاسِ ۗ إِنَّ فِي ذَ‌ٰلِكَ لَآيَةً لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.



3. ~QS. Thaha  [20]:53:6~ -- وَسَلَكَ -- wasalaka -- and inserted --


الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ مَهْدًا وَسَلَكَ لَكُمْ فِيهَا سُبُلًا وَأَنزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِّن نَّبَاتٍ شَتَّىٰ

Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan Yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam.


4. ~QS. Al-Mukminun  [23]:27:13~ -- فَاسْلُكْ -- fa-us'luk -- then put --


فَأَوْحَيْنَا إِلَيْهِ أَنِ اصْنَعِ الْفُلْكَ بِأَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا فَإِذَا جَاءَ أَمْرُنَا وَفَارَ التَّنُّورُ ۙ فَاسْلُكْ فِيهَا مِن كُلٍّ زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ وَأَهْلَكَ إِلَّا مَن سَبَقَ عَلَيْهِ الْقَوْلُ مِنْهُمْ ۖ وَلَا تُخَاطِبْنِي فِي الَّذِينَ ظَلَمُوا ۖ إِنَّهُم مُّغْرَقُونَ

Lalu Kami wahyukan kepadanya: "Buatlah bahtera di bawah penilikan dan petunjuk Kami, maka apabila perintah Kami telah datang dan tanur telah memancarkan air, maka masukkanlah ke dalam bahtera itu sepasang dari tiap-tiap (jenis), dan (juga) keluargamu, kecuali orang yang telah lebih dahulu ditetapkan (akan ditimpa azab) di antara mereka. Dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim, karena sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.


5. ~QS. Asy-Syu'ara  [26]:200:2~ -- سَلَكْنَاهُ -- salaknāhu -- We have inserted it --


كَذَ‌ٰلِكَ سَلَكْنَاهُ فِي قُلُوبِ الْمُجْرِمِينَ

Demikianlah Kami masukkan Al Quran ke dalam hati orang-orang yang durhaka.


6. ~QS. Al-Qasas  [28]:32:1~ -- اسْلُكْ -- us'luk -- Insert --


اسْلُكْ يَدَكَ فِي جَيْبِكَ تَخْرُجْ بَيْضَاءَ مِنْ غَيْرِ سُوءٍ وَاضْمُمْ إِلَيْكَ جَنَاحَكَ مِنَ الرَّهْبِ ۖفَذَانِكَ بُرْهَانَانِ مِن رَّبِّكَ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ وَمَلَئِهِ ۚإِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمًا فَاسِقِينَ

Masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, niscaya ia keluar putih tidak bercacat bukan karena penyakit, dan dekapkanlah kedua tanganmu (ke dada)mu bila ketakutan, maka yang demikian itu adalah dua mukjizat dari Tuhanmu (yang akan kamu hadapkan kepada Fir'aun dan pembesar-pembesarnya). Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang fasik".


7. ~QS. Az-Zumar  [39]:21:9~ -- فَسَلَكَهُ -- fasalakahu -- and He makes it flow --


أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ أَنزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَسَلَكَهُ يَنَابِيعَ فِي الْأَرْضِ ثُمَّ يُخْرِجُ بِهِ زَرْعًا مُّخْتَلِفًا أَلْوَانُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَجْعَلُهُ حُطَامًا ۚ إِنَّ فِي ذَ‌ٰلِكَ لَذِكْرَىٰ لِأُولِي الْأَلْبَابِ

Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.


8. ~QS. Al-Haqqah  [69]:32:7~ -- فَاسْلُكُوهُ -- fa-us'lukūhu -- insert him --


ثُمَّ فِي سِلْسِلَةٍ ذَرْعُهَا سَبْعُونَ ذِرَاعًا فَاسْلُكُوهُ 

Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta.


9. ~QS. Nuh  [71]:20:1~ -- لِتَسْلُكُوا -- litaslukū -- That you may go along --


لِّتَسْلُكُوا مِنْهَا سُبُلًا فِجَاجًا

supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi itu".



10. ~QS. Al-Jin  [72]:17:8~ -- يَسْلُكْهُ -- yasluk'hu -- He will make him enter --


لِّنَفْتِنَهُمْ فِيهِ ۚ وَمَن يُعْرِضْ عَن ذِكْرِ رَبِّهِ يَسْلُكْهُ عَذَابًا صَعَدًا

Untuk Kami beri cobaan kepada mereka padanya. Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan Tuhannya, niscaya akan dimasukkan-Nya ke dalam azab yang amat berat.


11. ~QS. Al-Jin  [72]:27:7~ -- يَسْلُكُ -- yasluku -- makes to march --


إِلَّا مَنِ ارْتَضَىٰ مِن رَّسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا

Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.


12. ~QS. Al-Muddatsir  [74]:42:2~ -- سَلَكَكُمْ -- salakakum -- led you --


مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ

"Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?"






 photo http___signatures.mylivesignature.com_54493_357_E8D18B00A8D4D89874CD5E1BBA4CA76B_zpsm6yjrqjk.png


#sakata [ سَكَتَ ] di dalam Al-Qur'an ~ #OetjiK

~akar kata yang terdiri dari tiga huruf: sīn kāf tā [ س ك ت ] terjadi sekali di dalam 
Al-Qur'an sebagai kata kerja, dalam bentuk: sakata [ سَكَتَ ]~


1. ~QS. Al-A'raf  [7]:154:2~ -- سَكَتَ -- sakata -- was calmed --


وَلَمَّا سَكَتَ عَن مُّوسَى الْغَضَبُ أَخَذَ الْأَلْوَاحَ ۖ وَفِي نُسْخَتِهَا هُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلَّذِينَ هُمْ لِرَبِّهِمْ يَرْهَبُونَ


Sesudah amarah Musa menjadi reda, lalu diambilnya (kembali) luh-luh (Taurat) itu; dan dalam tulisannya terdapat petunjuk dan rahmat untuk orang-orang yang takut kepada Tuhannya.


Tafsir Quraish Shihab:
Setelah amarah Mûsâ reda, yang ditandai dengan pemaafannya atas Hârûn, ia pun mengambil kembali kepingan-kepingan Tawrât yang dilemparkannya tadi. Dan bagi orang yang takut akan murka Tuhan, apa yang tertera dalam Tawrat itu menjadi petunjuk, pedoman hidup, dan mengandung aturan-aturan untuk memperoleh rahmat Tuhan.


Tafsir Jalalayn:
(Sesudah mereda) telah tenang (amarah Musa, lalu diambilnya kembali lempengan-lempengan itu) yang telah ia banting itu (dan dalam tulisannya) apa yang tertulis di dalam lempengan kitab Taurat itu (terdapat petunjuk) dari kesesatan (dan rahmat untuk orang-orang yang takut kepada Tuhannya) mereka takut kepada-Nya; huruf lam dimasukkan ke dalam maf'ul mengingat tempatnya yang didahulukan.





 photo http___signatures.mylivesignature.com_54493_357_E8D18B00A8D4D89874CD5E1BBA4CA76B_zpsm6yjrqjk.png

#sallaṭa [ سَلَّطَ ] di dalam Al-Qur'an ~ #OetjiK

~akar kata yang terdiri dari tiga huruf: sīn lām ṭā [ س ل ط ] terjadi dua kali di dalam 
Al-Qur'an sebagai kata kerja, dalam bentuk: sallaṭa [ سَلَّطَ ]~


1. ~QS. An-Nisa' [4]:90:21~ -- لَسَلَّطَهُمْ -- lasallaṭahum -- surely He (would have) given them power --


إِلَّا الَّذِينَ يَصِلُونَ إِلَىٰ قَوْمٍ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُم مِّيثَاقٌ أَوْ جَاءُوكُمْ حَصِرَتْ صُدُورُهُمْ أَن يُقَاتِلُوكُمْ أَوْ يُقَاتِلُوا قَوْمَهُمْ ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَسَلَّطَهُمْ عَلَيْكُمْ فَلَقَاتَلُوكُمْ ۚ فَإِنِ اعْتَزَلُوكُمْ فَلَمْ يُقَاتِلُوكُمْ وَأَلْقَوْا إِلَيْكُمُ السَّلَمَ فَمَا جَعَلَ اللَّهُ لَكُمْ عَلَيْهِمْ سَبِيلًا


kecuali orang-orang yang meminta perlindungan kepada sesuatu kaum, yang antara kamu dan kaum itu telah ada perjanjian (damai) atau orang-orang yang datang kepada kamu sedang hati mereka merasa keberatan untuk memerangi kamu dan memerangi kaumnya. Kalau Allah menghendaki, tentu Dia memberi kekuasaan kepada mereka terhadap kamu, lalu pastilah mereka memerangimu. tetapi jika mereka membiarkan kamu, dan tidak memerangi kamu serta mengemukakan perdamaian kepadamu maka Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk menawan dan membunuh) mereka.


Tafsir Quraish Shihab:
Karena merusak persatuan masyarakat Muslim, semua orang munafik itu berhak diperangi, kecuali mereka yang mempunyai hubungan dengan suatu bangsa yang telah mengadakan perjanjian dengan umat Islam untuk tidak saling membunuh antara masing-masing anggota dua kelompok itu. Juga mereka yang bimbang: apakah ikut bergabung bersama orang-orang munafik yang merupakan musuh umat Islam, sementara tidak ada perjanjian untuk itu, atau bergabung perang bersama kelompok umat Islam? Larangan memerangi kelompok pertama didasarkan pada adanya ikatan perjanjian, sedang kelompok kedua dilakukan karena mereka sedang berada di dalam kesulitan. Seandainya Allah berkehendak, niscaya Dia akan menjadikan mereka memerangi kalian. Dan jika mereka menghendaki perdamaian, maka tidak ada jalan bagimu untuk memerangi mereka.


2. ~QS. Al-Hasyr [59]:6:16~ -- يُسَلِّطُ -- yusalliṭu -- gives power --


وَمَا أَفَاءَ اللَّهُ عَلَىٰ رَسُولِهِ مِنْهُمْ فَمَا أَوْجَفْتُمْ عَلَيْهِ مِنْ خَيْلٍ وَلَا رِكَابٍ وَلَـٰكِنَّ اللَّهَ يُسَلِّطُ رُسُلَهُ عَلَىٰ مَن يَشَاءُ ۚوَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ


Dan apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari harta benda) mereka, maka untuk mendapatkan itu kamu tidak mengerahkan seekor kudapun dan (tidak pula) seekor untapun, tetapi Allah yang memberikan kekuasaan kepada Rasul-Nya terhadap apa saja yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.


Tafsir Quraish Shihab:
Kalian juga tidak berdosa atas semua harta Banû Nadlîr yang Allah serahkan kepada Rasul-Nya sebagai fay', sehingga kalian tidak perlu susah-susah mempercepat larinya kuda atau unta untuk berjalan menuju ke arah itu. Allah memberi kekuasaan kepada utusan-utusan-Nya atas hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki tanpa melalui perang. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.





 photo http___signatures.mylivesignature.com_54493_357_E8D18B00A8D4D89874CD5E1BBA4CA76B_zpsm6yjrqjk.png

#yaslub [ يَسْلُبْ ] di dalam Al-Qur'an ~ #OetjiK

~akar kata yang terdiri dari tiga huruf: sīn lām bā [ س ل ب ] terjadi sekali di dalam 
Al-Qur'an sebagai kata kerja, dalam bentuk: yaslub [ يَسْلُبْ ]~


1. ~QS. Al-Hajj  [22]:73:20~ -- يَسْلُبْهُمُ -- yaslub'humu -- snatched away from them --


يَا أَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوا لَهُ ۚ إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِ اللَّهِ لَن يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ ۖ وَإِن يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لَّا يَسْتَنقِذُوهُ مِنْهُ ۚ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ


Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.


Tafsir Quraish Shihab: Wahai manusia, Kami akan menampakkan suatu kenyataan yang aneh di depan mata kalian. Maka dengarkanlah dan renungkan! Berhala-berhala itu tidak akan mampu menciptakan apa pun, termasuk seekor lalat, makhluk yang hina dan tidak berarti, meskipun mereka saling membantu untuk menciptakannya. Bahkan apabila makhluk yang tidak berarti itu mengambil sebagian dari binatang persembahan, berhala-berhala itu tidak mampu menghalangi atau mengambilnya kembali. Alangkah lemahnya sesuatu yang dikalahkan oleh lalat karena tidak mampu mengambil kembali sesuatu yang telah diambil darinya. Padahal lalat itu sendiri sudah lemah. Keduanya memang sama-sama lemah, tetapi berhala-berhala itu tampak lebih lemah. Oleh karena itu, bagaimana seorang manusia yang berakal sampai hati untuk menyembah dan mencari manfaat dari berhala-berhala seperti itu.

Tafsir Jalalayn:
(Hai manusia,) yakni penduduk Mekah (telah dibuatkan perumpamaan, maka dengarkanlah oleh kalian perumpamaan itu) yaitu, (Sesungguhnya segala yang kalian seru) kalian sembah (selain Allah) yaitu berhala-berhala (sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun) lafal Dzubaaban adalah isim jenis, yang artinya jamak, sedangkan bentuk tunggalnya adalah Dzubaabatun; lafal ini dapat dipakai untuk mudzakkar dan muanats (walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya) untuk membuatnya. (Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka) apa yang ada pada mereka berupa wewangian dan minyak Za'faron yang dilumurkan kepada berhala-berhala mereka itu (tiadalah mereka dapat menyelamatkan sesuatu itu) dapat merampas kembali sesuatu itu (dari lalat itu) karena mereka tidak mampu, mengapa mereka menyembah selain Allah? Yaitu apa-apa yang mereka anggap sebagai sekutu-sekutu Allah. Ini adalah hal yang aneh sekali, diungkapkan oleh peribahasa dengan ungkapan seperti berikut ini, ("Alangkah lemahnya yang menyeru) yakni yang menyembah (dan alangkah lemahnya pula yang diseru) yakni yang disembah.






 photo http___signatures.mylivesignature.com_54493_357_E8D18B00A8D4D89874CD5E1BBA4CA76B_zpsm6yjrqjk.png

#awqadu [ أَوْقَدُ ] di dalam Al-Qur'an ~ #OetjiK

~akar kata yang terdiri dari tiga huruf: wāw qāf dāl [ و ق د ] terjadi lima kali di dalam Al-Qur'an sebagai kata kerja, dalam bentuk: awqadu [ أَوْقَدُ ]~


1. ~QS. Al-Ma'idah  [5]:64:35~ -- أَوْقَدُوا -- awqadū -- they kindled --


وَقَالَتِ الْيَهُودُ يَدُ اللَّهِ مَغْلُولَةٌ ۚ غُلَّتْ أَيْدِيهِمْ وَلُعِنُوا بِمَا قَالُوا ۘ بَلْ يَدَاهُ مَبْسُوطَتَانِ يُنفِقُ كَيْفَ يَشَاءُ ۚ وَلَيَزِيدَنَّ كَثِيرًا مِّنْهُم مَّا أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ طُغْيَانًا وَكُفْرًا ۚ وَأَلْقَيْنَا بَيْنَهُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ ۚ كُلَّمَا أَوْقَدُوا نَارًا لِّلْحَرْبِ أَطْفَأَهَا اللَّهُ ۚ وَيَسْعَوْنَ فِي الْأَرْضِ فَسَادًا ۚ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ


Orang-orang Yahudi berkata: "Tangan Allah terbelenggu", sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki. Dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka. Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan, maka Allah memadamkannya dan mereka selalu berbuat kerusakan di muka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan.


2. ~QS. Ar-Ra'd  [13]:17:13~ -- يُوقِدُونَ -- yūqidūna -- they heat --


أَنزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَسَالَتْ أَوْدِيَةٌ بِقَدَرِهَا فَاحْتَمَلَ السَّيْلُ زَبَدًا رَّابِيًا ۚ وَمِمَّا يُوقِدُونَ عَلَيْهِ فِي النَّارِ ابْتِغَاءَ حِلْيَةٍ أَوْ مَتَاعٍ زَبَدٌ مِّثْلُهُ ۚكَذَ‌ٰلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ الْحَقَّ وَالْبَاطِلَ ۚ فَأَمَّا الزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَاءً ۖ وَأَمَّا مَا يَنفَعُ النَّاسَ فَيَمْكُثُ فِي الْأَرْضِ ۚ كَذَ‌ٰلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ

Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengambang. Dan dari apa (logam) yang mereka bakar / lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.


3. ~QS. An-Nur  [24]:35:17~ -- يُوقَدُ -- yūqadu -- (which) is lit --


اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ ۖ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ ۖالزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِن شَجَرَةٍ مُّبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَّا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ ۚ نُّورٌ عَلَىٰ نُورٍ ۗ يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَن يَشَاءُ ۚ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ ۗ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.


4. ~QS. Al-Qasas  [28]:38:11~ -- فَأَوْقِدْ -- fa-awqid -- So kindle --


وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ مَا عَلِمْتُ لَكُم مِّنْ إِلَـٰهٍ غَيْرِي فَأَوْقِدْ لِي يَا هَامَانُ عَلَى الطِّينِ فَاجْعَل لِّي صَرْحًا لَّعَلِّي أَطَّلِعُ إِلَىٰ إِلَـٰهِ مُوسَىٰ وَإِنِّي لَأَظُنُّهُ مِنَ الْكَاذِبِينَ

Dan berkata Fir'aun: "Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta".


5. ~QS. Yaasiin  [36]:80:11~ -- فَأَوْقِدْ -- tūqidūna -- ignite --


الَّذِي جَعَلَ لَكُم مِّنَ الشَّجَرِ الْأَخْضَرِ نَارًا فَإِذَا أَنتُم مِّنْهُ تُوقِدُونَ

yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu".






 photo http___signatures.mylivesignature.com_54493_357_E8D18B00A8D4D89874CD5E1BBA4CA76B_zpsm6yjrqjk.png

#sakar [ سَكَر ] di dalam Al-Qur'an ~ #OetjiK

~akar kata yang terdiri dari tiga huruf: sīn kāf rā [ س ك ر ] terjadi sekali di dalam 
Al-Qur'an sebagai kata benda, dalam bentuk: sakar [ سَكَر ]~



1. ~QS. An-Nahl  [16]:67:7~ -- سَكَرًا -- sakaran -- intoxicant --


وَمِن ثَمَرَاتِ النَّخِيلِ وَالْأَعْنَابِ تَتَّخِذُونَ مِنْهُ سَكَرًا وَرِزْقًا حَسَنًا ۗإِنَّ فِي ذَ‌ٰلِكَ لَآيَةً لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ

Dan dari buah kurma dan anggur, kamu buat minuman yang memabukkan dan rezeki yang baik. Sesunggguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan.


Tafsir Quraish Shihab:
Dari buah kurma dan anggur yang telah Kami karuniakan, kalian dapat membuat minuman yang buruk dan memabukkan atau makanan lainnya yang baik dan halal. Dan sesungguhnya pada karunia itu terdapat pertanda kekuasan dan kasih sayang Allah bagi kaum yang mau menggunakan akal pikiran mereka.


Tafsir Jalalayn:
(Dan dari buah kurma dan anggur) terdapat jenis buah-buahan (yang kalian dapat membuat minuman yang memabukkan daripadanya) dimaksud khamar yang dapat memabukkan. Di sini kata muskiran disebutkan dengan memakai mashdarnya, yaitu sakaran. Hal ini diturunkan sebelum adanya pengharaman khamar (dan rezeki yang baik) seperti selai kurma, anggur kering, cuka dan sirup. (Sesungguhnya pada yang demikian itu) hal yang telah disebutkan itu (benar-benar terdapat tanda) yang menunjukkan kekuasaan Allah swt. (bagi orang-orang yang berakal) yang memikirkannya.






 photo http___signatures.mylivesignature.com_54493_357_E8D18B00A8D4D89874CD5E1BBA4CA76B_zpsm6yjrqjk.png

Share