Saung Saung

~Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh~
~Bismillahirahmanirahiim~

#yus'ḥita [ يُسْحِتَ ] di dalam Al-Qur'an ~ #OetjiK

~akar kata yang terdiri dari tiga huruf: sīn ḥā tā [ س ح ت ] terjadi sekali di dalam
Al-Qur'an sebagai kata kerjadalam bentuk: yus'ḥita [ يُسْحِتَ ]~


1. ~QS. Thaha  [20]:61:10~ -- فَيُسْحِتَكُمْ -- fayus'ḥitakum -- lest He will destroy you --


قَالَ لَهُم مُّوسَىٰ وَيْلَكُمْ لَا تَفْتَرُوا عَلَى اللَّهِ كَذِبًا فَيُسْحِتَكُم بِعَذَابٍ ۖ وَقَدْ خَابَ مَنِ افْتَرَىٰ

Berkata Musa kepada mereka: "Celakalah kamu, janganlah kamu mengada-adakan kedustaan terhadap Allah, maka Dia membinasakan kamu dengan siksa". 
Dan sesungguhnya telah merugi orang yang mengada-adakan kedustaan.


Tafsir Quraish Shihab:
Mûsâ mengingatkan mereka akan ancaman dan siksaan Allah, melarang mereka agar tidak mengada-adakan kebohongan dengan menganggap Fir'aun sebagai tuhan, mendustakan rasul-rasul Allah dan mengingkari mukjizat. Mûsâ juga memberikan ancaman bahwa Allah akan menbinasakan mereka dengan siksa-Nya manakala mereka terus menerus melakukan hal itu, dengan menegaskan kerugian orang yang membuat-buat kebohongan tentang Allah.


Tafsir Jalalayn:
(Berkata Musa kepada mereka,) jumlah para ahli sihir Firaun ada tujuh puluh dua orang; setiap orang dari mereka memegang tali dan tongkat ("Celakalah kalian) maksudnya semoga Allah menimpakan kecelakaan kepada kalian (janganlah kalian mengada-adakan kedustaan terhadap Allah) dengan menyekutukan seseorang bersama-Nya (maka Dia membinasakan kalian) ia dapat dibaca Fayushitakum dan Fayashitakum, artinya Dia akan membinasakan kalian, karena perbuatan musyrik itu (dengan siksa") dari sisi-Nya. (Dan sesungguhnya telah kecewa) merugi (orang yang mengada-adakan kedustaan) terhadap Allah.





 photo http___signatures.mylivesignature.com_54493_357_E8D18B00A8D4D89874CD5E1BBA4CA76B_zpsm6yjrqjk.png

#taḍḥā [ تَضْحَىٰ ] di dalam Al-Qur'an ~ #OetjiK

~akar kata yang terdiri dari tiga huruf: ḍād ḥā wāw [ ض ح و ] terjadi sekali di dalam 
Al-Qur'an sebagai kata kerja, dalam bentuk: taḍḥā [ تَضْحَىٰ ]~


1. ~QS. Thaha  [20]:119:6~ -- تَضْحَىٰ -- taḍḥā -- exposed to the sun's heat --


وَأَنَّكَ لَا تَظْمَأُ فِيهَا وَلَا تَضْحَىٰ


dan sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya".


Tafsir Quraish Shihab:
Di dalam surga itu pula, kamu tak akan pernah merasa haus dan tak akan pernah merasakan teriknya matahari seperti yang dirasakan oleh orang yang berusaha keras di luar surga."


Tafsir Jalalayn:
(Dan sesungguhnya kamu) baik dibaca Annaka atau Innaka, diathafkan kepada isimnya Inna pada ayat sebelumnya dan jumlah kalimat kelanjutannya ialah (tidak akan merasa dahaga di dalamnya) yakni tidak akan merasa haus (dan tidak pula akan ditimpa panas matahari di dalamnya") yaitu sinar matahari di waktu dhuha tidak akan kamu alami lagi, karena di dalam surga tidak ada matahari.





 photo http___signatures.mylivesignature.com_54493_357_E8D18B00A8D4D89874CD5E1BBA4CA76B_zpsm6yjrqjk.png

#ḍuḥan [ ضُحًى ] di dalam Al-Qur'an ~ #OetjiK

~akar kata yang terdiri dari tiga huruf: ḍād ḥā wāw [ ض ح و ] terjadi empat kali di dalam Al-Qur'an sebagai kata nominal (benda), dalam bentuk: ḍuḥan [ ضُحًى ]~


1. ~QS. An-Nazi'at  [79]:29:4~ -- ضُحَاهَا -- ḍuḥāhā -- its brightness --


وَأَغْطَشَ لَيْلَهَا وَأَخْرَجَ ضُحَاهَا


dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang.



2. ~QS. An-Nazi'at  [79]:46:9~ -- ضُحَاهَا -- ḍuḥāhā -- a morning thereof --

كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوا إِلَّا عَشِيَّةً أَوْ ضُحَاهَا 

Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari.


3. ~QS. Asy-Syams  [91]:1:2~ -- وَضُحَاهَا -- waḍuḥāhā -- and its brightness --

وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا

Demi matahari dan cahayanya di pagi hari,


4. ~QS. Ad-Dhuha  [93]:1:1~ -- وَالضُّحَىٰ -- wal-ḍuḥā -- By the morning brightness --


وَالضُّحَىٰ

Demi waktu matahari sepenggalahan naik,




~akar kata yang terdiri dari tiga huruf: ḍād ḥā wāw [ ض ح و ] terjadi dua kali di dalam Al-Qur'an sebagai kata nominal (waktu), dalam bentuk: ḍuḥan [ ضُحًى ]~


1. ~QS. Al-A'raf  [7]:98:7~ -- ضُحًى -- ḍuḥan --  (in) daylight --


أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَىٰ أَن يَأْتِيَهُم بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ

Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain?



2. ~QS. Thaha  [20]:59:8~ -- ضُحًى -- ḍuḥan -- (at) forenoon --

قَالَ مَوْعِدُكُمْ يَوْمُ الزِّينَةِ وَأَن يُحْشَرَ النَّاسُ ضُحًى

Berkata Musa: "Waktu untuk pertemuan (kami dengan) kamu itu ialah di hari raya dan hendaklah dikumpulkan manusia pada waktu matahari sepenggalahan naik".





 photo http___signatures.mylivesignature.com_54493_357_E8D18B00A8D4D89874CD5E1BBA4CA76B_zpsm6yjrqjk.png

#ḥām [ حَام ] di dalam Al-Qur'an ~ #OetjiK

~akar kata yang terdiri dari tiga huruf: ḥā mīm yā [ ح م ي ] terjadi sekali di dalam 
Al-Qur'an sebagai kata benda, dalam bentuk: ḥām [ حَام ]~


1. ~QS. Al-Ma'idah  [5]:103:11~ -- حَامٍ -- ḥāmin -- a Hami --


مَا جَعَلَ اللَّهُ مِن بَحِيرَةٍ وَلَا سَائِبَةٍ وَلَا وَصِيلَةٍ وَلَا حَامٍ ۙ وَلَـٰكِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ ۖ وَأَكْثَرُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ

Allah sekali-kali tidak pernah mensyari'atkan adanya bahiirah, saaibah, washiilah dan haam. Akan tetapi orang-orang kafir membuat-buat kedustaan terhadap Allah, dan kebanyakan mereka tidak mengerti.

Keterangan:

Bahiirah: ialah unta betina yang telah beranak lima kali dan anak kelima itu jantan, lalu unta betina itu dibelah telinganya, dilepaskan, tidak boleh ditunggangi lagi dan tidak boleh diambil air susunya.
Saaibah: ialah unta betina yang dibiarkan pergi kemana saja lantaran sesuatu nazar. Seperti, jika seorang Arab Jahiliyah akan melakukan sesuatu atau perjalanan yang berat, Maka ia biasa bernazar akan menjadikan untanya saaibah bila maksud atau perjalanannya berhasil dengan selamat.
Washiilah: seekor domba betina melahirkan anak kembar yang terdiri dari jantan dan betina, Maka yang jantan ini disebut washiilah, tidak disembelih dan diserahkan kepada berhala.
Haam: unta jantan yang tidak boleh diganggu gugat lagi, karena telah dapat membuntingkan unta betina sepuluh kali. 

Perlakuan terhadap bahiirah, saaibah, washiilah dan haam ini adalah kepercayaan Arab jahiliyah.


Tafsir Quraish Shihab:
Allah tidak mengizinkan kalian untuk mengharamkan sesuatu yang telah dihalalkan seperti, misalnya, memotong telinga unta dan tidak mau menggunakannya yang kemudian kalian beri nama bahîrah. Atau seperti membiarkan hewan itu berdasarkan suatu nazar yang kemudian kalian namakan sâ'ibah. Atau, bisa juga, seperti mengharamkan domba jantan dari betinanya dan mempersembahkan yang jantan itu kepada patung-patung, sampai akhirnya ketika domba betina melahirkan anak jantan dan betina yang kalian beri nama washîlah, di mana anak jantannya itu tidak kalian sembelih. Allah juga tidak pernah membolehkan kalian untuk tidak memanfaatkan unta jantan yang telah mengawini sepuluh unta betina yang kalian beri nama hâm! Allah sama sekali tidak membolehkan semua itu! Akan tetapi orang-orang kafir menciptakan kebohongan dan menisbatkannya kepada Allah. Kebanyakan mereka tidak berpikir (1)

(1) Orang-orang jahiliah mempunyai kebiasaan mengharamkan hal-hal yang tidak diharamkan Allah. Di antaranya: 
a. Apabila seekor unta betina melahirkan lima ekor anak dan yang terakhir adalah jantan, kuping unta betina itu dipotong, tidak boleh ditunggangi dan tidak boleh diusir dari ladang gembalaan. Unta betina itu kemudian dinamakan bahîrah, yaitu yang terpotong telinganya. 
b. Di antara mereka ada yang bernazar dengan mengatakan, "Jika saya tiba dari perjalanan dengan selamat atau tidak terjangkit penyakit, maka unta saya menjadi sâ'ibah." Sâ'ibah sama dengan bahîrah. 
c. Jika seekor domba betina beranak betina, anak betina itu diambil pemiliknya. Tetapi, apabila anak yang lahir itu jantan, ia akan dipersembahkan kepada tuhan mereka. Akan tetapi, apabila domba itu melahirkan jantan dan betina, anak yang jantan tidak disembelih dan dipersembahkan kepada tuhan mereka. Mereka malah menyembelih anak betina dengan anggapan bahwa anak betina itu cukup mewakili untuk "menyampaikan" persembahan itu kepada tuhan. Anak betina itu kemudian mereka namakan washîlah (asal kata washala: 'menyambungkan', 'menyampaikan'). 
d. Apabila unta jantan telah menghasilkan sepuluh anak betina, mereka mengatakan, "Punggung unta itu harus dilindungi dan tidak boleh ditunggangi atau dimanfaatkan untuk mengangkut sesuatu." Unta seperti itu dikenal dengan nama hâm (asal kata hamâ: 'melindungi').


Tafsir Jalalayn:
(Tidak sekali-kali menjadikan) mensyariatkan (Allah akan adanya bahirah, saibah, wasilah dan ham) sebagaimana yang telah dilakukan oleh orang-orang jahiliah. 
Telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Said bin Musayyab yang telah mengatakan bahwa bahirah ialah unta betina yang air susunya dihadiahkan untuk berhala-berhala, maka tidak ada seorang pun yang berani memerah air susunya. 
Saibah ialah unta betina yang mereka lepaskan begitu saja dibiarkan demi untuk berhala-berhala mereka, maka unta tersebut tidak boleh dibebani sesuatu pun. 
Wasilah ialah unta betina yang sewaktu melahirkan anak unta pertama kalinya betina setelah ia beranak lagi secara kembar yang kedua-duanya betina; induk unta itu dibiarkan terlepas bebas jika anak-anaknya itu tidak ada yang jantan yang memisahkan antara kedua anaknya itu. Hal ini mereka lakukan demi berhala-berhala mereka. 
Dan ham ialah unta pejantan yang dipekerjakan dalam masa yang telah ditentukan dan jika masanya telah habis lalu mereka membiarkannya bebas demi untuk mendekatkan diri kepada berhala-berhala sesembahan mereka. Selain dari itu mereka membebaskannya dari segala muatan dan beban hingga ia tidak lagi disuruh membawa apa pun dan nama lain dari jenis unta itu ialah hami
(Akan tetapi orang-orang kafir selalu membuat kedustaan terhadap Allah) dalam hal tersebut kemudian mereka mengaitkannya kepada Allah (dan kebanyakan mereka tidak mengerti) bahwa perkara tersebut merupakan kedustaan karena mereka dalam hal ini hanyalah mengikuti apa yang biasa dilakukan oleh nenek moyang mereka.





 photo http___signatures.mylivesignature.com_54493_357_E8D18B00A8D4D89874CD5E1BBA4CA76B_zpsm6yjrqjk.png

#suḥ't [ سُّحْت ] di dalam Al-Qur'an ~ #OetjiK

~akar kata yang terdiri dari tiga huruf: sīn ḥā tā [ س ح ت ] terjadi tiga kali di dalam
Al-Qur'an sebagai kata bendadalam bentuk: suḥ't [ سُّحْت ]~


1. ~QS. Al-Ma'idah  [5]:42:4~ -- لِلسُّحْتِ -- lilssuḥ'ti -- of the forbidden --


سَمَّاعُونَ لِلْكَذِبِ أَكَّالُونَ لِلسُّحْتِ ۚ فَإِن جَاءُوكَ فَاحْكُم بَيْنَهُمْ أَوْ أَعْرِضْ عَنْهُمْ ۖ وَإِن تُعْرِضْ عَنْهُمْ فَلَن يَضُرُّوكَ شَيْئًا ۖ وَإِنْ حَكَمْتَ فَاحْكُم بَيْنَهُم بِالْقِسْطِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang haram. Jika mereka (orang Yahudi) datang kepadamu (untuk meminta putusan), maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka, atau berpalinglah dari mereka; jika kamu berpaling dari mereka maka mereka tidak akan memberi mudharat kepadamu sedikitpun. Dan jika kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka dengan adil, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil.


2. ~QS. Al-Ma'idah  [5]:62:9~ -- السُّحْتَ -- l-suḥ'ta --  the forbidden --


وَتَرَىٰ كَثِيرًا مِّنْهُمْ يُسَارِعُونَ فِي الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَأَكْلِهِمُ السُّحْتَ ۚ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram
Sesungguhnya amat buruk apa yang mereka telah kerjakan itu.


3. ~QS. Al-Ma'idah  [5]:63:9~ -- السُّحْتَ -- l-suḥ'ta -- (of) the forbidden --


لَوْلَا يَنْهَاهُمُ الرَّبَّانِيُّونَ وَالْأَحْبَارُ عَن قَوْلِهِمُ الْإِثْمَ وَأَكْلِهِمُ السُّحْتَ ۚ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَصْنَعُونَ

Mengapa orang-orang alim mereka, pendeta-pendeta mereka tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram? 
Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan itu.





 photo http___signatures.mylivesignature.com_54493_357_E8D18B00A8D4D89874CD5E1BBA4CA76B_zpsm6yjrqjk.png

Share