Insya Allah [ إِن شَاء اَللّٰه ] mempunyai arti -jika Allah mengijinkan- atau -bila Allah menghendaki-, umumnya dalam kalangan umat Islam, kata ini diucapkan untuk menyatakan sesuatu perbuatan di masa yang akan datang, misalnya: besok, lusa, minggu depan dll.
Insya Allah [ إِن شَاء اَللّٰه ] telah tertulis dan disebutkan dalam 7 (tujuh) ayat dan 6 (enam) surat di dalam kitab suci Al-Qur'an.
1. ~QS. Al-Baqarah [2]:70~ --
قَالُوا۟ ادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّن لَّنَا مَا هِىَ إِنَّ الْبَقَرَ تَشٰبَهَ عَلَيْنَا وَإِنَّآ إِن شَآءَ اللَّهُ لَمُهْتَدُونَ
..qaaluu ud'u lanaa rabbaka yubayyin lanaa maa hiya inna albaqara
tasyaabaha 'alaynaa wa-innaa in syaa-a allaahu lamuhtaduuna..
Mereka berkata: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami bagaimana hakikat sapi betina itu, karena sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami dan sesungguhnya kami insya Allah akan mendapat petunjuk (untuk memperoleh sapi itu)."
2. ~QS. Yusuf [12]:99~ --
فَلَمَّا دَخَلُوا۟ عَلَىٰ يُوسُفَ ءَاوَىٰٓ إِلَيْهِ أَبَوَيْهِ وَقَالَ ادْخُلُوا۟ مِصْرَ إِن شَآءَ اللَّهُ ءَامِنِينَ
..falammaa dakhaluu 'alaa yuusufa aawaa ilayhi abawayhi
waqaala udkhuluu mishra in syaa-a allaahu aaminiina..
Maka tatkala mereka masuk ke (tempat) Yusuf: Yusuf merangkul ibu bapanya -ayah dan saudara perempuan ibunya (bibi)- dan dia berkata: "Masuklah kamu ke negeri Mesir, insya Allah dalam keadaan aman".
3. ~QS. Al-Kahfi [18]:23-24~ --
وَلَا تَقُولَنَّ لِشَا۟ىْءٍ إِنِّى فَاعِلٌ ذٰلِكَ غَدًا
إِلَّآ أَن يَشَآءَ اللَّهُ ۚ وَاذْكُر رَّبَّكَ إِذَا نَسِيتَ وَقُلْ عَسَىٰٓ أَن يَهْدِيَنِ رَبِّى لِأَقْرَبَ مِنْ هٰذَا رَشَدًا
..walaa taquulanna lisyay-in innii faa'ilun dzaalika ghadaan..
..illaa an yasyaa-a allaahu waudzkur rabbaka idzaa nasiita waqul
'asaa an yahdiyani rabbii li-aqraba min haadzaa rasyadaan..
Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: "Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi.., kecuali (dengan menyebut): "Insya Allah". Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini".
Penjelasan ayat 23-24 Surat Al-Kahfi :
Menurut riwayat, ada beberapa orang Quraisy bertanya kepada Nabi Muhammad s.a.w. tentang roh, kisah ashhabul kahfi (penghuni gua) dan kisah Dzulqarnain lalu beliau menjawab, datanglah besok pagi kepadaku agar aku ceritakan. dan beliau tidak mengucapkan insya Allah (artinya jika Allah menghendaki). tapi kiranya sampai besok harinya wahyu terlambat datang untuk menceritakan hal-hal tersebut dan Nabi tidak dapat menjawabnya. Maka turunlah ayat 23-24 di atas, sebagai pelajaran kepada Nabi; Allah mengingatkan pula bilamana Nabi lupa menyebut insya Allah haruslah segera menyebutkannya kemudian.
4. ~QS. Al-Kahfi [18]:69~ --
قَالَ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ اللَّهُ صَابِرًا وَلَآ أَعْصِى لَكَ أَمْرًا
..qaala satajidunii in syaa-a allaahu shaabiran walaa a'shii laka amraan..
Musa berkata: "Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun".
5. ~QS. Al-Qashas [28]:27~ --
..qaala innii uriidu an unkihaka ihdaa ibnatayya haatayni 'alaa an ta/juranii tsamaaniya
hijajin fa-in atmamta 'asyran famin 'indika wamaa uriidu an asyuqqa 'alayka satajidunii
in syaa-a allaahu mina alshshaalihiina..
Berkatalah dia (Syu'aib): "Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu Insya Allah akan mendapatiku termasuk orang- orang yang baik".
6. ~QS. Ash-Shaffat [37]:102~ --
..falammaa balagha ma'ahu alssa'ya qaala yaa bunayya innii araa fii almanaami
annii adzbahuka faunzhur maatsaa taraa qaala yaa abati if'al maa tu/maru
satajidunii in syaa-a allaahu mina alshshaabiriina..
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
7. ~QS. Al-Fath [48]:27~ --
..laqad shadaqa allaahu rasuulahu alrru/yaa bialhaqqi latadkhulunna almasjida
alharaama in syaa-a allaahu aaminiina muhalliqiina ruuusakum wamuqashshiriina
laa takhaafuuna fa'alima maa lam ta'lamuu faja'ala min duuni dzaalika fathan qariibaan..
Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya, tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat
Penjelasan ayat 27 Surat Al-Fath [48]:
Selang beberapa lama sebelum terjadi perdamaian Hudaibiyah Nabi Muhammad s.a.w. bermimpi bahwa beliau bersama Para sahabatnya memasuki kota Mekah dan Masjidil Haram dalam Keadaan sebahagian mereka bercukur rambut dan sebahagian lagi bergunting. Nabi mengatakan bahwa mimpi beliau itu akan terjadi nanti. kemudian berita ini tersiar di kalangan kaum muslim, orang-orang munafik, orang-orang Yahudi dan Nasrani. setelah terjadi perdamaian Hudaibiyah dan kaum muslimin waktu itu tidak sampai memasuki Mekah Maka orang-orang munafik memperolok-olokkan Nabi dan menyatakan bahwa mimpi Nabi yang dikatakan beliau pasti akan terjadi itu adalah bohong belaka. Maka turunlah ayat ini yang menyatakan bahwa mimpi Nabi itu pasti akan menjadi kenyataan di tahun yang akan datang. dan sebelum itu dalam waktu yang dekat Nabi akan menaklukkan kota Khaibar. andaikata pada tahun terjadinya perdamaian Hudaibiyah itu kaum Muslim memasuki kota Mekah, Maka dikhawatirkan keselamatan orang-orang yang Menyembunyikan imannya yang berada dalam kota Mekah waktu itu.