- Kekufuran, kejahatan, dan maksiat di dunia terasa ramai, penuh kawan, bahkan beperlindungan. Tapi di akhirat; ia kesendirian bersesalan. #m
- Hakikat ini termaktub dalam firmanNya; “Maka kami tidak mempunyai pemberi syafa’at. Dan tidak pula teman yang akrab.” {QS26:100-101} #m
- Segala kemesraan dunia kan putus di akhirat, “Para kekasih pada hari itu sebagian menjadi musuh bagi sebagian yang lain..” {QS 43: 67} #m
- “..Kecuali orang-orang bertaqwa.” {QS.43:67}, yang saling cinta karena Allah, dengan cara nan diridhai Allah, demi mencari ridha Allah. #m
- Terdengar jerit insan yang tak taqwa dalam cinta, “Aduhai binasa dan celaka aku, andai tak kuambil Fulan sebagai kekasihku..” {QS25:28} #m
- Adapun iman, taat, dan kebajikan; walau terasa sunyi dan sendiri; ia ikatan yang meriah dan indah. Tersambung kita melintasi tempat dan zaman. #m
- Kemesraan yang kan abadi itu ialah; “Wahai Rabb kami, ampunilah kami dan SAUDARA-SAUDARA yang MENDAHULUI kami dengan iman..” {QS59:10} #m
- Dan kita mohon pada Allah agar menjaga kebersihannya, “Dan jangan jadikan di hati kami sesak dendam kepada sesama mukmin..” {QS59:10} #m
- Sungguh kebersamaan dalam taqwa tidaklah mudah untuk hawa nafsu kita yang cenderung pada suka-suka, enak-enak, lalai, dan menunda taatnya. #m
- Kemesraan ukhrawi di dunia jadi berat sebab penuh nasehat; kawan taqwa takkan segan meluruskan yang bengkok, membetulkan yang keliru. #m
- Maka “Sabarlah pada dirimu membersamai orang-orang yang menyeru pada Rabbnya pada pagi dan petang semata mengharap ridhaNya.” {QS18:28} #m
- Ukhuwah memang tak meniadakan masalah; ia mendampinginya agar indah. “Hanyasanya mukmin itu bersaudara, maka damaikanlah..” {QS49:10} #m
- Inilah cara menjaga diri dalam kebaikan, “Hai insan-insan beriman, bertaqwalah pada Allah dan bersamailah orang-orang benar.” {QS9:119} #m
- Demikian bedanya kemesraan semu nan berujung sesal dan seteru; dengan kebersamaan taqwa yang meski berkendala, kan sampai jua ke surga. #m
- Ia mimbar cahaya, dicemburui Nabi dan syuhada’. Bahkan walau di dunia sempat dicekam dendam, iman kelak mempertemukan dalam kenikmatan. #m
- Yakni “Dan Kami cabut segala dendam di hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara, duduk berhadapan di atas dipan-dipan.” {QS15:47} #m
- Hakikat maksiat sunyi, sesal, dan seteru, walau kini mesra, semarak, dan syahdu. Taat itu nikmat dan hangat nanti, walau kini gerah dan sepi. #m
Kumpulan Tweet tentang 'Kebaikan dan Kejahatan' ~ #SalimAFillah
Kumpulan Tweet tentang Tafsir Surah Al-Fatihah ~ #SalimAFillah
Al-Fatihah |
- Al Fatihah ~ kesemuanya, adalah bangunan kokoh yang menggambarkan kehambaan. Pengabdian itu dapat berwujud cinta, harap, maupun takut. #Fth
- Maka terhimpun; "AlhamduliLlahi Rabbil 'Alamin" adalah cinta, "Arrahamanir Rahim" adalah harap, dan "Maliki Yaumiddin" adalah takut. #Fth
- Di antara Adab meminta; dahului dengan puja. Sebab dalam ketiganya terkandung pujian dan pemuliaan pada Allah; setelah itu, berdoalah. #Fth
- Tapi sebelum permohonan terucap; jelaskan hubungan kita dengan Dzat yang dipintai; sesetia apakah, setulus apakah, semesra apakah. #Fth
- "IyyaKa na'budu", padanya terkandung Ghayah {tujuan} dari segala penghambaan, "Wa iyyaKa nasta'in" di situlah Wasilah {sarananya}. #Fth
- Sebagai ikrar Tauhid, di dalamnya juga terkandung pengakuan jujur bahwa kita takkan mampu mengibadahi Allah tanpa pertolonganNya. #Fth
- Maka kita mengesakan Allah, menyembahNya, mengabdikan hidup dan mati; dengan mengandalkanNya, bergantung padaNya, bertawakkal atasNya. #Fth
- Ialah juga titik pembagi antara hak Allah dan hak hamba dalam keseluruhan surat; apa yang sesudahnya adalah ijabah dariNya untuk mereka. #Fth
- Sesudah itu kita berdoa; tak sembarang pinta; hanya memohon hal paling berharga dalam hayat kita; hidayah untuk istiqamah di jalanNya. #Fth
- "Shirathalladzina an'amta 'alaihim"; maka kita tahu, hidayah adalah nikmat setinggi-tingginya, seagung-agungnya, seindah-indahnya. #Fth
- Dalam pendakian menjemput hidayah, penyakit-penyakit hati kita mohon agar digugurkanNya. Maka "IyyaKa na'budu" adalah obat Riya'. #Fth
- "IyyaKa nasta'in" ialah obat takabbur. Dan "Ihdinash shirathal mustaqim" selain pinta jugalah pengakuan, ia obat untuk bodoh dan sesat. #Fth
- "Shirathalladzina an'amTa 'alaihim" juga memberi kita isyarat ketersambungan Risalah; kita muslim, dan telah didahului para gemilang. #Fth
- Orang-orang yang diberi nikmat itu ialah para Nabi, Shiddiqin, Syuhada', dan Shalihin yang kisah mereka sepanjang Quran jadi teladan. #Fth
- Mereka terbimbing untuk bersikap terbaik dengan imannya; dalam sempit dan lapang, susah dan senang, lebih dan kurang, tenang dan goncang. #Fth
- Mereka terjaga dari 2 bahaya; murka Allah dan tersesat dari jalan ridhaNya. Yang dimurka itu sebab berilmu tanpa amal dan menyalahguna. #Fth
- Yang tersesat sebab mengikuti sangka dan maksud baik tanpa mau mengkaji dan mendalami pengajaranNya. Dua ini Ifrath dan Tafrith beragama. #Fth
- Yang menyeksamai Tafsirpun tak boleh lena. Benar bahwa Al Maghdhub 'Alaihim melanda Yahudi dan gelar Adh Dhaallun mengenai Nashrani . #Fth
- Tapi jika kita sebagai muslim diminta mengulang doa agar selamat dari keduanya minimal 17 kali sehari; betapa rawannya kita serupa. #Fth
- Mari tak henti hayati Ummul Kitab ini; untuk menyempurnakan kehambaan, mengkhusyu'kan ibadah, dan mencahayai hidup dengan petunjukNya. #Fth
Doa Nabi Musa
Abdullah Ibnu Mas'ud radhiyallahu anhu berkata:
"Bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata kepadanya: "Maukah aku ajarkan kalimat yang pernah diucapkan Musa alaihissalam ketika bersama bani israil melintasi lautan?"
Aku menjawab: "Mau ya Rasulallah."
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
اللهم لك الحمد وإليك المشتكى و أنت المستعان ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم
"Allahumma lakal hamdu, wa ilaikal musytaka, wa antal musta'aan, walaa haula walaa quwwata illa billahil 'aliyyil 'adziim."
Ya Allah segala puji hanyalah milikMu, hanya kepadaMu aku mengadu, hanya Engkaulah Pemberi pertolongan, tiada kemampuan dan kekuatan kecuali bersama Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.
Berkata Abdullah Ibnu Mas'ud radhiyallahu anhu: "aku selalu mengucapkan kalimat ini sejak aku mendengarnya dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam."
~HR Imam Ath-Thabrani~
#samm [ سَمّ ] di dalam Al-Qur'an ~ #OetjiK
~akar kata yang terdiri dari tiga huruf: sīn mīm mīm [ س م م ] terjadi sekali
di dalam Al-Qur'an sebagai kata benda, dalam bentuk: samm [ سَمّ ]~
di dalam Al-Qur'an sebagai kata benda, dalam bentuk: samm [ سَمّ ]~
1. ~QS. Al-A'raf [7]:40:19~ -- سَمِّ -- sammi -- (the) eye --
Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan.
Tafsir Quraish Shihab:
Orang-orang yang mendustakan tanda-tanda kekuasaan Kami yang ada di kitab-kitab suci dan alam semesta, enggan memetik petunjuk darinya dan tidak bertobat, terputus harapannya untuk diterima amalnya, dan untuk mendapat kasih sayang Allah dan harapan masuk surga. Perumpamaannya seperti seekor unta yang tidak akan mungkin dapat masuk ke lobang jarum. Dengan siksa semacam ini Kami akan menghukum tiap-tiap umat yang mendustakan dan menyombongkan diri.
Tafsir Jalalayn:
(Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri) mereka berlaku sombong (terhadapnya) kemudian mereka tidak mau percaya terhadapnya (sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit) yaitu apabila arwah-arwah mereka dinaikkan sesudah mati, sehingga arwah mereka turun kembali ke Sijjin atau neraka yang ada di dalam perut bumi. Berbeda dengan arwahnya orang yang beriman, pintu-pintu langit dibukakan untuknya, sehingga arwahnya dapat naik ke langit yang ke tujuh, demikianlah menurut penjelasan hadis (dan tidak pula mereka masuk surga hingga unta masuk) yakni jika ada unta yang dapat masuk (ke dalam lubang jarum) maksudnya lubang yang ada pada jarum; ini kata kiasan bahwa hal itu tidak mungkin terjadi, demikian pula masuknya mereka ke dalam surga. (Demikianlah) pembalasan itu (Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan) oleh sebab kekafirannya.
الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّىٰ يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ ۚ وَكَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُجْرِمِينَ
Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan.
Tafsir Quraish Shihab:
Orang-orang yang mendustakan tanda-tanda kekuasaan Kami yang ada di kitab-kitab suci dan alam semesta, enggan memetik petunjuk darinya dan tidak bertobat, terputus harapannya untuk diterima amalnya, dan untuk mendapat kasih sayang Allah dan harapan masuk surga. Perumpamaannya seperti seekor unta yang tidak akan mungkin dapat masuk ke lobang jarum. Dengan siksa semacam ini Kami akan menghukum tiap-tiap umat yang mendustakan dan menyombongkan diri.
Tafsir Jalalayn:
(Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri) mereka berlaku sombong (terhadapnya) kemudian mereka tidak mau percaya terhadapnya (sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit) yaitu apabila arwah-arwah mereka dinaikkan sesudah mati, sehingga arwah mereka turun kembali ke Sijjin atau neraka yang ada di dalam perut bumi. Berbeda dengan arwahnya orang yang beriman, pintu-pintu langit dibukakan untuknya, sehingga arwahnya dapat naik ke langit yang ke tujuh, demikianlah menurut penjelasan hadis (dan tidak pula mereka masuk surga hingga unta masuk) yakni jika ada unta yang dapat masuk (ke dalam lubang jarum) maksudnya lubang yang ada pada jarum; ini kata kiasan bahwa hal itu tidak mungkin terjadi, demikian pula masuknya mereka ke dalam surga. (Demikianlah) pembalasan itu (Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan) oleh sebab kekafirannya.
#lawḥ [ لَوْح ] di dalam Al-Qur'an ~ #OetjiK
~akar kata yang terdiri dari tiga huruf: lām wāw ḥā [ ل و ح ] terjadi lima kali
di dalam Al-Qur'an sebagai kata benda, dalam bentuk: lawḥ [ لَوْح ]~
di dalam Al-Qur'an sebagai kata benda, dalam bentuk: lawḥ [ لَوْح ]~
1. ~QS. Al-A'raf [7]:145:4~ -- الْأَلْوَاحِ -- l-alwāḥi -- the tablets --
Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada luh-luh (Taurat) segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan bagi segala sesuatu; maka (Kami berfirman): "Berpeganglah kepadanya dengan teguh dan suruhlah kaummu berpegang kepada (perintah-perintahnya) dengan sebaik-baiknya, nanti Aku akan memperlihatkan kepadamu negeri orang-orang yang fasik.
2. ~QS. Al-A'raf [7]:150:17~ -- الْأَلْوَاحَ -- l-alwāḥa -- the tablets --
Dan tatkala Musa telah kembali kepada kaumnya dengan marah dan sedih hati berkatalah dia: "Alangkah buruknya perbuatan yang kamu kerjakan sesudah kepergianku! Apakah kamu hendak mendahului janji Tuhanmu?"
Dan Musapun melemparkan luh-luh (Taurat) itu dan memegang (rambut) kepala saudaranya (Harun) sambil menariknya ke arahnya, Harun berkata: "Hai anak ibuku, sesungguhnya kaum ini telah menganggapku lemah dan hampir-hampir mereka membunuhku, sebab itu janganlah kamu menjadikan musuh-musuh gembira melihatku, dan janganlah kamu masukkan aku ke dalam golongan orang-orang yang zalim."
3. ~QS. Al-A'raf [7]:154:7~ -- الْأَلْوَاحَ -- l-alwāḥa -- the tablets --
Sesudah amarah Musa menjadi reda, lalu diambilnya (kembali) luh-luh (Taurat) itu; dan dalam tulisannya terdapat petunjuk dan rahmat untuk orang-orang yang takut kepada Tuhannya.
4. ~QS. Al-Qamar [54]:13:4~ -- أَلْوَاحٍ -- alwāḥin -- (ark) made of planks --
Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku,
5. ~QS. Al-Buruj [85]:22:2~ -- لَوْحٍ -- lawḥin -- a Tablet --
yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh.
وَكَتَبْنَا لَهُ فِي الْأَلْوَاحِ مِن كُلِّ شَيْءٍ مَّوْعِظَةً وَتَفْصِيلًا لِّكُلِّ شَيْءٍ فَخُذْهَا بِقُوَّةٍ وَأْمُرْ قَوْمَكَ يَأْخُذُوا بِأَحْسَنِهَا ۚ سَأُرِيكُمْ دَارَ الْفَاسِقِينَ
Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada luh-luh (Taurat) segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan bagi segala sesuatu; maka (Kami berfirman): "Berpeganglah kepadanya dengan teguh dan suruhlah kaummu berpegang kepada (perintah-perintahnya) dengan sebaik-baiknya, nanti Aku akan memperlihatkan kepadamu negeri orang-orang yang fasik.
2. ~QS. Al-A'raf [7]:150:17~ -- الْأَلْوَاحَ -- l-alwāḥa -- the tablets --
وَلَمَّا رَجَعَ مُوسَىٰ إِلَىٰ قَوْمِهِ غَضْبَانَ أَسِفًا قَالَ بِئْسَمَا خَلَفْتُمُونِي مِن بَعْدِي ۖ أَعَجِلْتُمْ أَمْرَ رَبِّكُمْ ۖ وَأَلْقَى الْأَلْوَاحَ وَأَخَذَ بِرَأْسِ أَخِيهِ يَجُرُّهُ إِلَيْهِ ۚ قَالَ ابْنَ أُمَّ إِنَّ الْقَوْمَ اسْتَضْعَفُونِي وَكَادُوا يَقْتُلُونَنِي فَلَا تُشْمِتْ بِيَ الْأَعْدَاءَ وَلَا تَجْعَلْنِي مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
Dan tatkala Musa telah kembali kepada kaumnya dengan marah dan sedih hati berkatalah dia: "Alangkah buruknya perbuatan yang kamu kerjakan sesudah kepergianku! Apakah kamu hendak mendahului janji Tuhanmu?"
Dan Musapun melemparkan luh-luh (Taurat) itu dan memegang (rambut) kepala saudaranya (Harun) sambil menariknya ke arahnya, Harun berkata: "Hai anak ibuku, sesungguhnya kaum ini telah menganggapku lemah dan hampir-hampir mereka membunuhku, sebab itu janganlah kamu menjadikan musuh-musuh gembira melihatku, dan janganlah kamu masukkan aku ke dalam golongan orang-orang yang zalim."
3. ~QS. Al-A'raf [7]:154:7~ -- الْأَلْوَاحَ -- l-alwāḥa -- the tablets --
وَلَمَّا سَكَتَ عَن مُّوسَى الْغَضَبُ أَخَذَ الْأَلْوَاحَ ۖ وَفِي نُسْخَتِهَا هُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلَّذِينَ هُمْ لِرَبِّهِمْ يَرْهَبُونَ
Sesudah amarah Musa menjadi reda, lalu diambilnya (kembali) luh-luh (Taurat) itu; dan dalam tulisannya terdapat petunjuk dan rahmat untuk orang-orang yang takut kepada Tuhannya.
4. ~QS. Al-Qamar [54]:13:4~ -- أَلْوَاحٍ -- alwāḥin -- (ark) made of planks --
وَحَمَلْنَاهُ عَلَىٰ ذَاتِ أَلْوَاحٍ وَدُسُرٍ
Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku,
5. ~QS. Al-Buruj [85]:22:2~ -- لَوْحٍ -- lawḥin -- a Tablet --
فِي لَوْحٍ مَّحْفُوظٍ
yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh.
Subscribe to:
Posts (Atom)